PANDUAN OPERASIONAL BINCANG NUMERASI

Buku Panduan Operasional Bincang Numerasi


Panduan Operasional Bincang Numerasi ini hadir sebagai panduan praktis bagi pendidik, pemangku kepentingan, pemerhati pendidikan, mitra pembangunan dan masyarakat luas dalam upaya memajukan numerasi di Indonesia.

 

Numerasi bukan sekedar angka, melainkan keterampilan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan memahami, menggunakan, dan menafsirkan informasi numerik menjadi kunci bagi individu dalam mengambil keputusan yang cerdas dan rasional. Inilah mengapa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menginisiasi Gerakan Numerasi Nasional (GNN) untuk menumbuhkan budaya berpikir logis, analitis, dan kritis di berbagai lapisan masyarakat.

 

Panduan Operasional Bincang Numerasi GNN memuat prinsip, strategi, serta langkah-langkah nyata dalam mengimplementasikan numerasi. Tertuang pula strategi GNN yang berfokus pada mindset, skillset, dan toolset di sekolah, keluarga dan masyarakat. Besar harapan kami panduan operasional ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita semua untuk mewujudkan bangsa yang numerat.

 

Bagaiman menumbuhkan budaya bernalar matematika di kehidupan sehari-hari ? Bayangkan murid yang tidak lagi takut saat mendengar kata "matematika", melainkan justru antusias karena mereka terbiasa menemukan numerasi dalam berbagai situasi sehari-hari. Inilah semangat di balik Bincang Numerasi — sebuah aktivitas ngobrol santai, singkat, rutin, dan menyenangkan dengan murid/anak mengenai penerapan matematika yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang bertujuan membangun kecakapan numerasi secara alami.

 

Bincang Numerasi berbeda dengan bincang matematika (math talk) yang umumnya berlangsung di kelas matematika untuk membahas konsep-konsep matematika. Bincang Numerasi bisa dilakukan siapa saja: guru mata pelajaran apa pun, orang tua, bahkan masyarakat umum. Waktunya pun fleksibel — sebelum pelajaran dimulai, saat sebelum pulang sekolah, atau dalam percakapan santai di luar kelas.

 

Melalui Bincang Numerasi, kita ingin membangun pengalaman positif dan bermakna, sehingga murid melihat numerasi sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup mereka, bukan sekadar rumus yang sulit atau abstraksi yang menakutkan. Dengan menanamkan kebiasaan ini secara konsisten, kita sedang menumbuhkan budaya numerasi — budaya yang menghargai logika, keterampilan berpikir kritis, dan pemecahan masalah dalam keseharian.

 

Mengapa Bincang Numerasi penting? Karena melalui aktivitas sederhana ini, kita dapat:

1. Menumbuhkan sikap positif terhadap numerasi pada murid dan lingkungan sekitarnya,

2. Mengasah kemampuan berpikir kritis dengan mengaitkan angka, pola, dan logika ke dalam berbagai situasi nyata,

3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi, seperti bertanya, berargumentasi, dan mendengarkan secara aktif, serta

4. Melatih penggunaan alat dan media sederhana untuk mendukung pemahaman numerasi.

 

Dengan memulai dari obrolan ringan, kita sedang membuka pintu menuju masa depan yang lebih melek numerasi.

 

Apa saja Prinsip pelaksanaan Bincang Numerasi? Agar keterlaksanaan Bincang Numerasi menjadi kegiatan rutin yang berkelanjutan maka perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Kontekstual

• Topik Bincang Numerasi dapat diambil dari berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan usia dan daerah atau tempat asal (konteks lokal) murid

• Isu-isu terkini yang terjadi pada masyarakat nasional dan internasional.

• Topik Bincang Numerasi bersifat ringan dan mengena kepada murid

• Topik Bincang Numerasi tidak hanya matematika kontekstual, namun lintas mata pelajaran lain dapat dijadikan topik untuk berdiskusi.

2. Menyenangkan

• Bincang numerasi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stigma negatif yang menyeramkan dan dirasa kurang bermanfaat bagi murid

• Bincang numerasi dilaksanakan tanpa membebani murid

• Bincang numerasi dapat dilaksanakan tidak hanya dengan berkomunikasi saja namun dapat berupa berdiskusi sambil beraktivitas singkat.

• Murid diberikan kebebasan untuk berpikir mandiri, menjawab dan bertanya kembali, serta tidak takut membuat kesalahan ketika melakukan Bincang Numerasi di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.

3. Interaktif

• Memberikan kesempatan yang sama kepada murid untuk memberikan respon.

• Terjadi komunikasi dua arah.

4. Kreatif

• Menggunakan berbagai infografis, media pembelajaran dan alat-alat matematika untuk melakukan Bincang Numerasi.

• Memberikan pertanyaan terbuka yang sesuai dengan stimulus sehingga murid memiliki ruang berdiskusi antar teman.

5. Rutin

• Bincang numerasi bukan bersifat seremonial atau dilaksanakan hanya untuk menggugurkan kewajiban kegiatan yang disarankan di sekolah, namun kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan terdapat evaluasi serta perbaikan pelaksanaan.

• Dilaksanakan setiap hari di sekolah dengan maksimum waktu 10 menit untuk satu topik Bincang Numerasi secara terus menerus dan menjadi suatu kebiasaan rutin di sekolah. Jenjang PAUD dapat dilaksanakan ketika waktu pembuka (circle time) dan jenjang sekolah lain dilaksanakan di awal atau di akhir pembelajaran.

• Bincang numerasi menjadi kegiatan rutin sehari-hari bersama keluarga dan masyarakat yang tidak dibatasi oleh waktu.

6. Metode STAR.

Metode STAR menjadi salah satu cara yang disarankan untuk melaksanakan Bincang Numerasi di sekolah.

Stimulus (S), Situasi yang diberikan sangat realistis dan relevan dengan pengalaman sehari- hari, sehingga mudah dipahami dan dihubungkan dengan kehidupan (meaningful). Situasi bukan berbentuk soal matematika.

Tugas (T). Berupa aktivitas dan eksplorasi numerasi dengan antusias (mindful). Bincang numerasi dapat melibatkan penggunaan alat/media atau hanya aktivitas berpikir.

Aksi (A). dalam artian bincang numerasi Diskusi berlangsung secara aktif untuk membangun numerasi (joyful).

Respons (R). Respons murid/anak/warga dan akibat setelah dilakukan Bincang Numerasi berupa keberhasilan (menunjukkan peningkatan pemahaman numerasi yang jelas dan dapat diterapkan dalam konteks lain) atau kegagalan serta tindak lanjut.

 

Bagaimana Pelaksanaan Bincang Numerasi ?

A. Pelaksanaan di Sekolah

Di bagian pendahuluan kita sudah mengenal apa yang dimaksud dengan Bincang Numerasi. Sekarang kita akan mempelajari bagaimana Bincang Numerasi dilaksanakan di sekolah. Bincang Numerasi di sekolah ditujukan sebagai salah satu bentuk pembiasaan untuk mengembangkan kesadaran dan kemampuan numerasi murid. Oleh karena itu, pelaksanaan Bincang Numerasi secara rutin setiap hari merupakan aspek kunci supaya murid terbiasa dengan numerasi. Selain itu, prinsip lain dari Bincang Numerasi adalah pelaksanaan yang tidak harus secara formal dalam bentuk pembelajaran, justru sebaiknya dalam berbagai aktivitas luar pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dilakukan.

 

Petunjuk pelaksanaan Bincang Numerasi di sekolah mencakup beberapa aspek, yaitu: durasi dan waktu pelaksanaan, pelaksana beserta tanggung jawabnya, prosedur pelaksanaan, dan hal yang perlu diperhatikan.

 

1. Durasi dan waktu pelaksanaan

a. Durasi Bincang Numerasi dilaksanakan selama 10 menit setiap hari.

b. Waktu pelaksanaan disarankan saat awal pembelajaran di pagi hari atau saat akhir pembelajaran di siang hari. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kegiatan lain di sekolah. Misalnya: jika pagi hari ada pembiasaan literasi membaca maka untuk Bincang Numerasi bisa dilaksanakan siang hari atau sebaliknya.

c. Bincang Numerasi tidak harus dilakukan saat pelajaran matematika. Justru sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan numerasi lintas mata pelajaran.

2. Pelaksana beserta tanggung jawabnya

a. Pelaksana Bincang Numerasi tidak harus guru matematika, melainkan guru yang mengajar pada saat waktu Bincang Numerasi dilaksanakan.

b. Pelaksana bertanggung jawab dalam menyiapkan stimulus, memfasilitasi proses diskusi atau interaksi, dan memfasilitasi refleksi akhir untuk mengaitkan kegiatan dengan tujuan numerasi.

3. Prosedur pelaksanaan

a. Guru menyiapkan stimulus untuk Bincang Numerasi. Stimulus bisa berupa diskusi aktivitas keseharian, cerita atau lagu, kutipan berita, permainan (digital maupun non digital);

Contoh:

- Aktivitas harian:

Aktivitas harian yang dijadikan untuk stimulus Bincang Numerasi adalah kegiatan sehari-hari yang dekat dengan murid dan bernuansa numerasi; misalnya tentang waktu, belanja, dan kesehatan.

Aktivitas harian untuk Bincang Numerasi bisa juga dikaitkan dengan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

• Bangun Pagi: “Tadi pagi bangun jam berapa? Jadi kalian tidur berapa lama?”;

• Beribadah: “Pada hari apa saja kalian pergi ke tempat ibadah? Kalau kemarin kalian ke tempat ibadah tanggal 12 April, kapan lagi kalian akan ke tempat ibadah?”;

• Berolahraga: bisa dikaitkan jarak lari; banyak detak jantung (misalnya diberi tantangan menghitung banyaknya detak jantung dalam dua menit dengan strategi beragam cara: ada yang menghitung selama dua menit, ada yang menghitung selama satu menit kemudian dikalikan dua, dan lainnya);

• Makan sehat dan bergizi: bisa dikaitkan ke Angka Kecukupan Gizi, misalnya membaca kandungan gizi pada kemasan makanan, menimbang berat badan dan tinggi badan

• Gemar belajar: bisa dikaitkan ke jam belajar sehari-hari

• Bermasyarakat: jadwal kerja bakti

• Tidur cepat: bisa dikaitkan ke jam tidur

- Cerita atau lagu: “Lima anak bebek pergi berenang” yang dikaitkan ke operasi pengurangan; bisa membuat lirik sendiri dengan nada lagu anak yang familiar;

- Kutipan berita: bisa berita tentang kenaikan harga; nilai tukar rupiah; berita yang memuat diagram atau grafik;

- Permainan non digital: dakon; ular – tangga;

- Permainan digital: www.desmos.com; www.coolmathgames.com (perlu dipilih permainan matematika yang sesuai dengan murid)

b. Guru memberikan tugas berdasarkan stimulus yang diberikan. Perlu diperhatikan bahwa tugas bukanlah soal. Tugas bisa berupa: aktivitas menggunakan alat misalnya pada permainan, mencermati stimulus misalnya berupa gambar atau cerita, dan bahkan bisa sebatas aktivitas berpikir (mindful) seperti menjawab pertanyaan tentang durasi tidur atau lainnya.

c. Guru mendorong aksi Bincang Numerasi dengan cara memotivasi dan memfasilitasi diskusi murid baik secara kelompok maupun klasikal sesuai aktivitas yang dilakukan. Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya reflektif untuk mengaktifkan diskusi, misalnya:

- Menanyakan alasan ataupun klarifikasi: Kenapa bisa seperti itu? Kenapa kamu jawab seperti itu? Kenapa bukan ini?

- Menanyakan hubungan sebab akibat: Jika ini diubah, maka apa yang terjadi? Apa yang terjadi jika …? Kenapa hasilnya seperti ini?

- Mendorong eksplorasi: Bisakah ini diganti itu? Bisakah kamu memberi contoh?

- Menanyakan sudut pandang: Menurutmu sebaiknya apa yang …? Setujukah kamu dengan pendapat …?

d. Guru mengarahkan Bincang Numerasi untuk mencapai respon atau tujuan yang diharapkan. Guru mengajak murid untuk melakukan refleksi akhir untuk mengaitkan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan numerasi.

4. Hal yang perlu diperhatikan

a. Bincang Numerasi bukanlah mengerjakan soal;

b. Stimulus numerasi tidak harus berupa perhitungan, tetapi bisa membaca data atau lainnya;

c. Stimulus dipilih yang bermakna (meaningful) bagi murid;

d. Memberikan aktivitas yang merangsang proses berpikir (mindful) dan menyenangkan (joyful)

 

B. Pelaksanaan di Rumah

Kita sudah membaca mengenai apa itu Bincang Numerasi di bagian awal panduan ini. Nah bagaimana dengan Bincang Numerasi di rumah, kapan pelaksanaannya, bagaimana caranya, dan apa saja yang dibahas? Untuk menemukan jawabannya, mari kita dalami lebih lanjut.

1. Deskripsi

Bincang Numerasi di Rumah adalah kegiatan berbincang-bincang atau mengobrol santai antara orang tua atau anggota keluarga lain dengan anak yang dilakukan di dalam berbagai kegiatan keluarga, yang ditujukan untuk menumbuhkan kecakapan numerasi dan budaya numerasi.

2. Pelaksana

Pada kegiatan Bincang Numerasi di lingkungan rumah ini, orang tua atau anggota keluarga lain yang memiliki kecakapan untuk berdiskusi dan mengarahkan perbincangan membahas suatu topik atau kajian terkait numerasi dapat bersikap sebagai seorang fasilitator.

3. Pengaturan Waktu Pelaksanaan:

a. Durasi

Durasi dari kegiatan Bincang Numerasi di rumah memiliki rentang waktu yang fleksibel. Orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat menyesuaikannya dengan situasi kondisi yang ada.

Faktor yang dapat dipertimbangkan terkait durasi pelaksanaan Bincang Numerasi di rumah diantaranya adalah tingkat kelancaran komunikasi, tingkat konsentrasi, kemampuan dasar, keadaan fisik anak atau faktor-faktor lainnya yang dapat bersumber juga dari orang tua atau kondisi lingkungan sekitar. Untuk itu tingkat kenyamanan dan faktor pendukung lingkungan diperlukan sekali untuk melaksanakan kegiatan ini.

b. Waktu Pelaksanaan

Bincang numerasi di rumah dapat dilakukan kapanpun ketika keluarga melakukan kegiatan bersama. Makna ‘kapanpun’ dalam artian tidak ada batasan waktu secara khusus namun rutinitas kegiatannya harus terus dijaga.Beberapa contoh kesempatan yang dapat digunakan adalah saat berjalan-jalan, di waktu anak mendengarkan dongeng yang diceritakan atau dibacakan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya, ketika hendak tidur, pada saat ada kesempatan mengobrol santai setelah anak pulang sekolah atau saat menonton televisi bersama, saat bermain, ketika sedang membersihkan rumah, di waktu kegiatan menyiapkan makan bersama atau memasak bersama, atau kesempatan-kesempatan lain dimana interaksi komunikasi terjadi antar anggota keluarga.

4. Sarana Prasarana

Kegiatan Bincang Numerasi di rumah dapat dilakukan dengan mempergunakan alat atau bahan yang ada di sekitar rumah atau lingkungan ketika Bincang Numerasi dilakukan.

5. Topik Bincang Numerasi

Topik percakapan saat melakukan Bincang Numerasi di rumah dapat ditentukan sebelum kegiatan keluarga atau secara langsung berdasarkan stimulus yang ditemukan di lingkungan atau tempat Bincang Numerasi dilakukan. Dari stimulus ini, orang tua kemudian dapat menentukan topik apa yang dibahas seperti misalnya terkait bentuk, pola, data, dan informasi numerasi lainnya. yang dapat dijadikan landasan pengambilan keputusan. Pemilihan topik, selain dikaitkan dengan stimulus, harus dapat mempertimbangkan sisi anak seperti usia, kemampuan dasar, minat, kondisi psikis ataupun psikologis. Selain sisi anak, sisi fasilitator (orang tua atau anggota keluarga), tempat, waktu, dan unsur terkait juga harus diperhatikan.

 

Selengkapnya silahkan download dan baca salinan Buku Panduan Operasional Bincang Numerasi, yang tersedia di bawah ini


Link download Panduan Operasional Bincang Numerasi


Demikian informasi tentang Panduan Operasional Bincang Numerasi. Semoga ada manfaatnya.

Post a Comment for "PANDUAN OPERASIONAL BINCANG NUMERASI"



































Free site counter


































Free site counter