Model
Pembelajaran
merupakan salah
satu komponen utama dalam
menciptakan suasana belajar
yang aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan. Model Pembelajaran
yang
dipilih hendaknya Model Pembelajaran
yang
menarik dan variatif, tergambar dari
awal sampai akhir
disajikan secara khas
oleh guru di kelas.
Pembelajaran
Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam Pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga Pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Makna Pembelajaran Tematik Terpadu adalah
pendekatan Pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna
kepada peserta didik. Dikatakan bermakna pada Pembelajaran Tematik Terpadu artinya, peserta didik akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.
Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu berdasarkan
Panduan Pengembangan Pembelajaran Tematik
Terpadu Depdiknas,2004) antara lain 1. Berpusat pada peserta didik 2.
Memberi pengalaman langsung pada peserta didik 3. Pemisahan antar mata pelajaran
tidak begitu jelas 4. .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses Pembelajaran 5.
Bersifat luwes. 6. Hasil Pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik 7. Holistik, artinya
suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam Pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata
pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 8. Bermakna,
artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik. 9. Otentik, artinya
informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi otentik. 10.Aktif,
artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses Pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses
penilaian. 11.Wujud lain dari implementasi Tematik
Terpadu yang bertolak dari tema,
Menurut Robin
Fogarty (1991) ada
sepuluh Model Pembelajaran Terpadu, seperti disajikan berikut ini.
1) Model penggalan
(fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan
pemaduan yang terbatas pada
satu mata pelajaran.
Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia
materi Pembelajaran tentang menyimak, berbicara,
membaca dan menulis
dapat dipadukan dalam materi
Pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2) Model keterhubungan
(connected model). Model ini diimplementasikan berbasis
pada anggapan bahwa beberapa substansi
Pembelajaran berinduk
pada mata pelajaran tertentu.
Butir-butir Pembelajaran seperti: kosakata,
struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat
dipayungkan pada mata
pelajaran bahasa dan sastra.
3) Model sarang
(nested model). Model ini diimplementasikan dengan
memadukan berbagai bentuk
penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya,
pada jam-jam tertentu guru
memfokuskan kegiatan Pembelajaran
pada pemahaman bentuk
kata, makna kata,
dan ungkapan dalam mengembangkan
daya imajinasi, daya
berfikir logis, menentukan ciri
bentuk dan makna
kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4) Model Urutan/Rangkaian (sequenced
model). Model ini memadukan topik-topik
antar mata pelajaran
yang berbeda secara pararel. Isi
cerita dalam roman sejarah, misalnya:
topik pembahasannya secara
pararel atau dalam jam
yang sama dapat
dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan
bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat
pada periode tertentu
maupun topik yang menyangkut
perubahan makna kata.
5) Model berbagi
(shared/participative
model). Model ini merupakan pemaduan
Pembelajaran akibat
munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih. Buir-butir
Pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam
PKn misalnya, dapat bertumpang tindih
dengan butir Pembelajaran
Tata Negara, Sejarah Perjuangan
Bangsa, dan sebagainya.
6) Model jaring laba-laba (webbed
model). Model ini berangkat dari
pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan
dan kegiatan pembelajaran.
Tema yang dibuat dapat
mengikat kegiatan pembelajaran, baik
dalam mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.
7) Model galur
(threaded model). Model ini
memadukan bentuk-bentuk
ketrampilan. Misalnya: melakukan prediksi dan
estimasi dalam matematika,
ramalan terhadap
kejadian-kejadian,
antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk Model ini terfokus pada meta
kurikulum.
8) Model celupan
(immersed model). Model ini dirancang untuk membantu
peserta didik dalam
menyaring dan memadukan berbagai
pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakaiannya. Kegiatan Pembelajaran
diarahkan untuk
mewadahi tukar pengalaman dan
pemanfaatan pengalaman masing-masing.
9) Model jejaring
(networked model). Model ini
merupakan Model pemaduan
Pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan
perubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk ketrampilan baru setelah
peserta didik mengadakan
studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda.
10) Model Terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan
sejumlah topik dari
mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama
dalam sebuah topik tertentu. Topik
evidensi yang semula
terdapat dalam pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan
IPS agar tidak membuat
muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan
dalam mata pelajaran
tertentu, misalnya IPA.