PERMENDIKBUD NOMOR 19 TAHUN 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali mervisi Juknis Penyaluran TPG, Tunjangan Dasus dan TPP Guru PNS Daerah tahun 2019/2020 dengan menerbitkan Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi (TPG), Tunjangan Khusus (Tunjangan Gurdasus), dan Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD). 

LAMPIRAN I PERMENDIKBUD NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG JUKNIS TPG PNSD TAHUN 2019/2020

Lampiran I Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Petunjuk  Teknis (Juknis) Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD Tahun 2019/2020 mengatur antara lain Tujuan Penyaluran Tunjangan Profesi Guru, Kriteria Penerima Tunjangan Profesi Guru,

A. Tujuan Penyaluran TPG Guru
Berdasarkan Lampiran I Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019, Penyaluran Tunjangan Profesi Guru bertujuan untuk:
1.  memberi  penghargaan  kepada  Guru Pegawai  Negeri  Sipil Daerah (PNSD) sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan sistem  pendidikan  nasional  dan  mewujudkan  tujuan pendidikan  nasional,  yaitu  berkembangnya  potensi  peserta didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat, berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  serta  menjadi  warga  negara yang demokratis dan bertanggung jawab; 
2.  mengangkat  martabat Guru PNSD,  meningkatkan  kompetensi Guru PNSD  memajukan  profesi Guru PNSD,  meningkatkan mutu  pembelajaran,  dan  meningkatkan  pelayanan  pendidikan yang bermutu; dan
3.  membiayai  pelaksanaan  kegiatan  pengembangan  keprofesian berkelanjutan  yang  mendukung  pelaksanaan  tugas  sebagai Guru PNSD profesional.

B.  Kriteria Penerima Tunjangan Profesi
Berdasarkan Lampiran I Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019, Kriteria Penerima Tunjangan Profesi Guru adalah sebagai berikut.
1.  Guru CPNSD dan PNSD penerima Tunjangan Profesi memenuhi syarat sebagai berikut:
a.  Berstatus  sebagai Guru  PNSD  yang  mengajar  pada satuan  pendidikan  yang  tercatat  pada  Data  Pokok Pendidikan  (Dapodik) di  bawah  binaan  Kementerian.  Adapun Tunjangan  Profesi  Guru  pendidikan  agama dibayarkan oleh Kementerian Agama;
b.  Aktif mengajar sebagai Guru mata pelajaran/Guru kelas atau  aktif  membimbing  sebagai  Guru  bimbingan konseling/Guru  teknologi  informasi  dan  komunikasi pada  satuan  pendidikan,  sesuai  dengan  peruntukan Sertifikat Pendidik yang dimiliki;
c.  Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik;
d.  Memiliki  Nomor  Registrasi  Guru  (NRG)  yang  diterbitkan oleh Kementerian;
e.  Memenuhi beban  kerja  Guru  PNSD  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f.  Memiliki  nilai  hasil  penilaian  kinerja  paling  rendah dengan sebutan “Baik”;
g.  Mengajar  di  kelas  sesuai  rasio  Guru  dan  siswa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h.  Guru  yang  diangkat  sebagai  pengawas  satuan pendidikan  yang  belum  menerima  Tunjangan  Profesi Pengawas  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan; dan
i.  Tidak  terikat sebagai  tenaga  tetap  pada  instansi  selain satuan  pendidikan  bagi  Guru  PNSD  atau  dinas pendidikan bagi pengawas satuan pendidikan. 

2.  Pengecualian Kriteria Penerima Tunjangan Profesi 
a.  Ketentuan kriteria pemenuhan  beban  kerja  Guru PNSD sebagaimana  dimaksud  pada  angka  1  huruf  e  tidak berlaku  bagi Guru PNSD dengan  ketentuan  sebagai berikut.
1)  Guru  PNSD  yang  mengikuti  program Pengembangan  Keprofesian  Berkelanjutan (PKB)  dengan  pola Pendidikan  dan Pelatihan (Diklat)  dengan  ketentuan  Diklat  di dalam/luar negeri dilaksanakan paling banyak 600  (enam ratus)  jam atau  selama  3 (tiga) bulan dan mendapat  izin/persetujuan  dari pejabat  pembina  kepegawaian  dengan menyediakan guru pengganti yang relevan;
 2)  Guru  PNSD  yang  mengikuti  program pertukaran Guru PNSD dan/atau  kemitraan, serta mendapat  izin/persetujuan  dari pejabat pembina  kepegawaian  dengan  menyediakan guru pengganti yang relevan; dan/atau
3)  Guru yang bertugas di Daerah Khusus.
b.  Guru  Garis  Depan  (GGD)  yang  diangkat  pada  tahun 2017  atau  Guru  PNSD  yang  diangkat  berdasarkan kepentingan  nasional  serta  merta  mendapatkan Tunjangan  Profesi  sampai  dengan  tahun  2019.  Untuk tahun  selanjutnya GGD  berhak  untuk  mendapatkan Tunjangan  Profesi  apabila  memenuhi  kriteria persyaratan penerima Tunjangan Profesi.

C.  Besaran Tunjangan Profesi
Besaran Tunjangan Profesi bagi Guru yang berstatus:
1.  CPNSD,  dibayarkan  sebesar 80%  (delapan  puluh  persen) dari gaji pokoknya.
2.  PNSD, dibayarkan setara dengan satu kali gaji pokok.

D.  Tahapan Penyaluran Tunjangan Profesi 
1.  Pemutakhiran data pada Dapodik
a.  Guru  PNSD  didampingi  operator  sekolah  menginput dan/atau  memperbarui  data  Guru  PNSD  dengan  benar melalui  aplikasi  Dapodik,  terutama  data sekolah  induk, beban  kerja,  golongan  ruang,  masa  kerja,  NUPTK, tanggal lahir, dan status kepegawaian (PNS/bukan PNS).
b.  Penginputan  dan/atau  pembaruan  data sebagaimana dimaksud  pada  huruf a dilakukan  dengan ketentuan sebagai berikut:
1)  mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun  berkenaan  untuk  pembayaran  Tunjangan Profesi semester I tahun berkenaan; dan
2)  mulai bulan Juli sampai dengan bulan September tahun berkenaan  untuk  pembayaran  Tunjangan Profesi semester II tahun berkenaan.
 c.  Kebenaran data yang telah diinput  dan/atau diperbarui sebagaimana  dimaksud  pada  huruf  a menjadi  tanggung jawab Guru PNSD yang bersangkutan.
d.  Guru  PNSD  dan  dinas  pendidikan  sesuai  dengan kewenangannya  dapat  mengakses  data  Guru  PNSD secara  daring  (online)  pada  info  Guru  dan  Tenaga Kependidikan  (info  GTK)  yang  dapat  diakses  melalui laman  (website)  dan  dan  aplikasi  telepon  cerdas (smartphone).
e.  Guru  PNSD  memastikan  nominal  gaji  pokok  terakhir dengan  benar  sesuai  dengan  data  Badan  Kepegawaian Negara.  Nominal  Tunjangan  Profesi yang  akan  tertera pada  SKTP  adalah  gaji  pokok  sesuai  dengan  golongan ruang dan masa kerja yang tertera pada database Badan Kepegawaian  Negara  yang  dapat  dilihat  pada  info  GTK. Apabila  terdapat  perbedaan  gaji  pokok  yang  tertera  di info  GTK  dengan  data  yang dimiliki  oleh Guru,  maka Guru yang  bersangkutan  harus  memperbaiki  golongan ruang  dan  masa  kerja  di  Badan  Kepegawaian  Negara melalui Badan Kepegawaian Daerah.
f.  Apabila  data  yang ditampilkan  pada  info  GTK  masih terdapat  kesalahan,  maka  Guru  PNSD  dapat memperbaiki melalui Dapodik sebelum SKTP Guru PNSD yang bersangkutan terbit. 

2.  Sinkronisasi data pada Dapodik
Informasi pada info GTK telah dinyatakan kebenarannya dalam Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) yang telah disetujui oleh kepala sekolah pada saat sinkronisasi Dapodik.

3.  Verifikasi dan Validasi Data
a.  Guru PNSD menyerahkan bukti cetak/print out info GTK yang  sudah  tertulis  “status  validitas  data  Tunjangan Profesi VALID” pada bagian  atas  laman  info  GTK  dan telah  ditandatangani Guru PNSD  yang  bersangkutan kepada dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya.  
b.  Dalam  hal dinas  pendidikan sudah  mengetahui bahwa data Guru PNSD sudah ”VALID” sebagaimana dimaksud pada  huruf  a,  dinas  pendidikan  dapat  langsung melakukan verifikasi dan validasi data.
c.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya melakukan verifikasi dan validasi data pada bulan Maret untuk penerbitan SKTP Semester I dan bulan September untuk penerbitan SKTP Semester II.
d.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya memastikan  nominal  gaji  pokok  terakhir  Guru  PNSD yang  bersangkutan  sudah  benar  sesuai  dengan  data Badan Kepegawaian Negara.

4.  Pengusulan  data  Guru  PNSD  yang  berhak  mendapatkan Tunjangan Profesi
Dinas  pendidikan  sesuai dengan  kewenangannya mengusulkan data Guru  PNSD  yang  berhak  mendapatkan  Tunjangan  Profesi melalui  Sistem  Informasi  Manajemen  Tunjangan  (SIM-Tun) apabila data Guru PNSD tersebut pada info GTK telah valid.

5.  Penerbitan  dan  Penyampaian  Surat  Keputusan  Penerima Tunjangan Profesi (SKTP)
Sumber data yang  digunakan  sebagai  dasar  penerbitan  Surat Keputusan  Penerima  Tunjangan  Profesi  (SKTP)  adalah Dapodik terkini.
a.  Kementerian  melalui  Direktorat  Jenderal menerbitkan SKTP  berdasarkan usulan  dari  dinas  pendidikan  sesuai dengan  kewenangannya  setelah  dilakukannya  proses verifikasi  dan  validasi  sebagaimana  dimaksud  pada angka 3. 
b.  SKTP  diterbitkan  sebanyak  2  (dua)  tahap  dalam  satu tahun dengan ketentuan sebagai berikut.
1)  SKTP tahap  1  (satu)  terbit  dimulai  pada  bulan Maret  pada  tahun  berkenaan,  berlaku  untuk pembayaran  Tunjangan  Profesi  semester  I  pada bulan  Januari  sampai  dengan  bulan  Juni  (6 bulan) tahun berkenaan; dan
2)  Sedangkan  SKTP  tahap  2  (dua)  terbit  dimulai pada  bulan  September  pada  tahun  berkenaan, berlaku  untuk  pembayaran  Tunjangan  Profesi semester II pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember (6 bulan) tahun berkenaan.
c.  SKTP  yang  diterbitkan  oleh  Kementerian  dapat  diunduh oleh  dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya melalui aplikasi SIM-Tun.

6.  Pembayaran Tunjangan Profesi
a.  Pemerintah  Daerah  sesuai  dengan  kewenangannya membayar  Tunjangan Profesi  Guru  PNSD  setelah memastikan  Guru  PNSD  bersangkutan  hadir  dan  telah melaksanakan  tugasnya  di sekolah  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b.  Setelah  terbit  SKTP,  Pemerintah  Daerah  wajib membayarkan  setiap  triwulan  Tunjangan  Profesi, paling lama  7  (tujuh)  hari  kerja  setelah  diterimanya  dana Tunjangan Profesi di rekening kas umum daerah (RKUD) sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan.
c.  Daftar  usulan  penerima  Tunjangan  Profesi  yang merupakan  lampiran  Surat  Perintah  Membayar  (SPM) dibuat dengan menggunakan data dari Sistem Informasi Manajemen  Pembayaran  (SIM-Bar) yang  disediakan  oleh Direktorat Jenderal.

7.  Pelaporan penyaluran Tunjangan Profesi
Dinas  Pendidikan  sesuai  dengan kewenangannya  melaporkan penyaluran  Tunjangan  Profesi  sesuai  ketentuan  peraturan perundang-undangan.
8.  Pemantauan Penyaluran  Pembayaran  Tunjangan  Profesi  Guru PNSD
Penyaluran  Tunjangan  Profesi  dapat  dipantau  oleh  para pemangku  kepentingan  pendidikan  melalui aplikasi  SIM-Bar yang dapat diakses melalui laman (website) dan aplikasi telepon cerdas (smartphone).

LAMPIRAN 2 PERMENDIKBUD NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG  JUKNIS PENYALURAN TUNJANGAN GURDASUS (GURU DAERAH KHUSUS) TAHUN 2019/2020

Lampiran 2 Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang  Petunjuk Teknis (Juknis) Penyaluran Tunjangan Guru Daerah Khusus (GURDASUS) Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) tahun 2019/2020, antara lain menjabarkan Tujuan Penyaluran Tunjangan Khusus (Gurdasus), Kriteria Guru penerima Tunjangan Khusus, Tahapan Penyaluran Tunjangan Khusus,

A.  Tujuan  Penyaluran Tunjangan Khusus (GURDASUS)
Berdasarkan Lampiran 2 Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019, Tujuan Penyaluran Guru Tunjangan Khusus yaitu:
1.  memberi penghargaan kepada Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD)  di Daerah  Khusus  sebagai  kompensasi  atas  kesulitan hidup  yang  dihadapi  dalam  melaksanakan  tugas  di Daerah Khusus. 
2.  mengangkat  martabat  Guru  PNSD,  meningkatkan  kompetensi Guru  PNSD,  memajukan  profesi  Guru  PNSD,  meningkatkan mutu  pembelajaran,  dan  meningkatkan  pelayanan  pendidikan yang bermutu di Daerah Khusus.

B.  Kriteria Penerima Tunjangan
Sesuai Lampiran 2 Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019, Kriteria guru penerima Tunjangan Daerah Khusus (Gurdasus) adalah sebagai berikut:
1.  Guru  PNSD  yang bertugas  pada  satuan  pendidikan  di  Daerah Khusus yang daerahnya ditetapkan oleh Menteri dengan kriteria:
a.  Jumlah  penerima  Tunjangan  Khusus  pada  satuan pendidikan  tidak  melebihi  kebutuhan Guru ideal  pada satuan pendidikan tersebut.
b.  Daerah  Khusus  merupakan  desa sangat  tertinggal berdasarkan pada data  dari Kemendes  PDTT dan  data dari Kementerian.
c.  Guru  PNSD yang  menerima Tunjangan  Khusus juga dapat ditentukan berdasarkan:
1)  kepentingan nasional;
2)  program prioritas Pemerintah Pusat; dan/atau
3)  ketersediaan  anggaran  sesuai  dengan  ketentuan peraturan perundang-undangan.
d.  Guru  PNSD yang  berdasarkan kepentingan  nasional  dan merupakan  Guru  Garis  Depan  (GGD),  dapat  menerima Tunjangan  Khusus pada  tahun  berjalan  terhitung  sejak bertugas di  lokasi  penempatan pada  tahun  berkenaan dan sampai  dengan  akhir  tahun  pada  tahun  berikutnya, dan/atau  sesuai  dengan  ketersediaan  Anggaran Pendapatan  Belanja  Negara  (APBN).   Selanjutnya, GGD tersebut  tetap  menerima  Tunjangan  Khusus  pada  tahun ketiga  dan  seterusnya  apabila  yang  bersangkutan bertugas pada Daerah Khusus.
2.  Memiliki  Nomor  Unik  Pendidik  dan  Tenaga  Kependidikan (NUPTK); dan
3.  Memiliki  SK  penugasan  mengajar  di  satuan  pendidikan  pada Daerah Khusus  yang  dikeluarkan  oleh  kepala  dinas  pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

C.  Tahapan Penyaluran Tunjangan Khusus
Mengacu pada Lampiran 2 Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019,Tahapan Penyaluran Tunjangan Khusus seperti dalam gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Penarikan Data
a.  Data  yang  digunakan merupakan Data  Pokok  Pendidikan (Dapodik) yang bersumber dari sekolah.
b.  Dapodik  dijamin  kebenarannya  oleh  kepala  satuan pendidikan  berdasarkan  surat  pertanggungjawaban mutlak.
c.  Direktorat Jenderal  melakukan  penarikan data  dari Dapodik pada bulan Maret untuk pembayaran Tunjangan Khusus  semester  I  dan  bulan  September  untuk pembayaran Tunjangan  Khusus  semester  II pada tahun berkenaan. 

2.  Verifikasi kelayakan calon penerima Tunjangan Khusus 
Direktorat  Jenderal  melakukan  verifikasi  kelayakan  calon penerima  Tunjangan  Khusus  sesuai  dengan  kriteria  penerima tunjangan khusus.

3.  Pengusulan Calon Penerima
Pengusulan calon penerima Tunjangan Khusus dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:
a.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya mengusulkan calon  penerima  Tunjangan  Khusus  secara daring (online) melalui Sistem Informasi Manajemen Aneka Tunjangan (SIM-Antun) berdasarkan hasil verifikasi, mulai bulan  Maret  untuk  pembayaran  Tunjangan  Khusus semester  I  dan  bulan  September  untuk  pembayaran Tunjangan Khusus semester II setiap tahun berkenaan. 
b.  Dinas pendidikan  yang  menolak  pemberian  Tunjangan Khusus wajib menyampaikan penolakannya dengan surat tertulis  yang  ditandatangani  oleh gubernur/bupati/walikota  sesuai  dengan  kewenangannya kepada  Menteri  u.p  Direktur  Jenderal  Guru  dan  Tenaga Kependidikan paling lambat diterima 30 April pada tahun berkenaan.

4.  Pergantian Penerima Tunjangan Khusus
a.  Guru PNSD yang  telah  pernah  menerima  Tunjangan Khusus dapat diganti dengan Guru PNSD lain yang belum atau  tidak pernah menerima Tunjangan  Khusus, apabila Guru PNSD yang  pernah  menerima  Tunjangan  Khusus tersebut  tidak  lagi  memenuhi  persyaratan  sebagai penerima  Tunjangan  Khusus  dan  Guru PNSD calon pengganti memenuhi  syarat  sebagai  penerima  Tunjangan Khusus. 
b.  Penggantian  penerima Tunjangan  Khusus  dilakukan melalui  mekanisme  mengusulkan  Guru  PNSD sebagaimana  dimaksud  pada  angka  3 dan Guru  PNSD pengganti  yang  bersangkutan  menerima  pemberian Tunjangan  Khusus  terhitung  semester  berikutnya pada tahun berkenaan.

5.  Penerbitan Surat Keputusan Penerima Tunjangan Khusus (SKTK)
a.  SKTK  diterbitkan  sebanyak 2 (dua) tahap dalam satu tahun dengan ketentuan sebagai berikut.
1)  SKTK  tahap  1  (satu)  terbit  dimulai  pada  bulan Maret  pada  tahun  berkenaan,  berlaku  untuk pembayaran  Tunjangan Khusus  semester  I  pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni (6 bulan) tahun berkenaan; dan
2)  Sedangkan SKTK tahap 2 (dua) terbit dimulai pada bulan  September pada  tahun  berkenaan,  berlaku untuk  pembayaran  Tunjangan Khusus semester  II pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember (6 bulan) tahun berkenaan.
b.  SKTK yang  diterbitkan  oleh  Direktorat  Jenderal  dapat diunduh  oleh  dinas  pendidikan  sesuai  dengan kewenangannya melalui aplikasi SIM-Antun.

6.  Pembayaran Tunjangan Khusus
Pemerintah  Daerah  sesuai  dengan  kewenangannya  membayar Tunjangan  Khusus  langsung  ke  rekening  penerima  Tunjangan Khusus setelah melakukan verifikasi dan validasi. 
Setelah  terbit  SKTK,  Pemerintah Daerah  wajib  membayarkan setiap  triwulan  Tunjangan  Khusus,  paling  lama  7  (tujuh)  hari kerja  setelah  diterimanya dana Tunjangan  Khusus di Rekening Kas  Umum  Daerah (RKUD) sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan.

7.  Pelaporan penyaluran Tunjangan Khusus
Dinas  pendidikan sesuai  dengan  kewenangannya  melaporkan penyaluran  Tunjangan  Khusus  sesuai  ketentuan  peraturan perundang-undangan.

LAMPIRAN 3 PERMENDIKBUD NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG  JUKNIS  PENYALURAN TPP GURU PNSD TAHUN 2019/2020

Kemendikbud kembali mervisi Juknis Penyaluran TPG, Tunjangan Dasus dan TPP Guru PNS Daerah tahun 2019/2020 dengan menerbitkan Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi (TPG), Tunjangan Khusus (Tunjangan Gurdasus), dan Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).

Lampiran 3 Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 berisi ketentuan Tentang Juknis Penyaluran Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun 2019/2020 yang antara lain mengatur Tujuan Penyaluran Tambahan Penghasilan Guru, Kriteria Penerima Tambahan Penghasilan Guru, dan Tahapan Penyaluran Tambahan Penghasilan Guru.

A.  Tujuan Penyaluran Tambahan Penghasilan
Tujuan Penyaluran Tambahan  Penghasilan  yaitu  meningkatkan  gairah kerja  dan  kesejahteraan  bagi  Guru Pegawai  Negeri  Sipil Daerah (PNSD) khususnya yang belum memiliki sertifikat pendidik.

B.  Kriteria Penerima Tambahan Penghasilan 
1.  Guru PNSD yang belum memiliki sertifikat pendidik;
2.  Berkualifikasi akademik paling rendah S-1/D-IV;
3.  Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK);
4.  Hadir  dan  aktif  mengajar  sebagai  Guru  mata  pelajaran/Guru kelas atau  aktif  membimbing  sebagai  guru  bimbingan  konseling/guru teknologi informasi dan komunikasi;
5.  Memenuhi beban kerja sebagai Guru PNSD; dan
6.  Terdata dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). 

C.  Tahapan Penyaluran Tambahan Penghasilan
Proses penyaluran Tambahan Penghasilan seperti dalam  gambar  1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Satuan  pendidikan  mengusulkan  data  Guru  PNSD  yang  akan menerima  dana  Tambahan  Penghasilan  ke  dinas  pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
2.  Dinas  pendidikan  sesuai  dengan  kewenangannya  melakukan verifikasi  data  Guru  PNSD  yang  akan  menerima  dana Tambahan Penghasilan berdasarkan usulan dari satuan pendidikan. 
3.  Surat  Keputusan  Dana  Tambahan  Penghasilan (SKDTP) Guru  PNSD yang  memenuhi  persyaratan  ditetapkan  Pemerintah  Daerah  sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 
4.  Pemerintah  Daerah  sesuai  kewenangannya  menyalurkan  Dana Tambahan  Penghasilan  ke  Guru  PNSD  penerima  pertriwulan.
Pemerintah Daerah  wajib  membayarkan  Tambahan  Penghasilan setiap  triwulan,  paling  lama  7  (tujuh)  hari  kerja  setelah diterimanya dana Tambahan  Penghasilan  di rekening  kas  umum  daerah  (RKUD) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5.  Kepala  daerah  membuat  dan  menyampaikan  laporan  realisasi pembayaran Tambahan  Penghasilan  Guru  PNSD sesuai  dengan ketentuan  peraturan perundang-undangan,  serta  membuat  laporan kepada  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan c.q.  Direktur  Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Untuk lebih memahami Juknis Penyaluran TPG, Tunjangan Dasus dan TPP Guru PNSD Tahun 2019/2020, selengkapnya silahkan Anda download dan baca Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi (TPG), Tunjangan Khusus (Tunjangan Gurdasus), dan Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), melalui link di bawah ini

Link download Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019  (DISINI)

Demikian informasi tentang Permendikbud Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Juknis TPG Guru, Juknis Tunjangan Gurdasus, dan  Juknis TPP Guru (Tambahan Penghasilan Guru) PNS Daearah. Terima kasih, Semoga ada manfaatnya.



Post a Comment

Previous Post Next Post